بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ
اللهم صل على محمد وآل محمد
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Allahyarham Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa beliau berkata: "Tiadalah kehidupan pasti menemui kematian, tiadalah perkumpulan pasti menemui perpisahan.
"Cinta kita kepada Rasulullah SallaLlahu 'Alaihi Wasallam belum pun mencapai takah terendah yang diterima. Bagaimana sesetengah mendakwa ia sudah melampaui batas?"
[Al-Habib 'Ali bin Zainal'Abidin 'Abdurrahman Al-Jufri HafizahuLlah]
(Wajah Mereka Hampir Iras-Iras)
|
Al-Habib munzir Al-Musawa wafat pada usia 40 tahun, sama seperti mimpi beliau.. |
|
Moga hati hati kita semua kuat menerima qada' dan qadar daripada Allah. Moga roh Habib Munzir bersama orang soleh. Amin |
Allahyarham Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa beliau berkata: "Tiadalah kehidupan pasti menemui kematian, tiadalah perkumpulan pasti menemui perpisahan.
Munzir bin Fuad Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Habib
Munzir Al-Musawa (lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973 –
meninggal di Jakarta, 15 September 2013 pada umur 40 tahun) adalah pimpinan
Majelis Rasulullah.
Ia meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada hari
Minggu 15 September 2013 pukul 15.30 WIB. Kabar duka tersebut disampaikan oleh
kakaknya, Habib Nabil Almusawa melalui akun twitter pribadinya.
Kehidupan Awal
Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan
Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa. Ayahnya
bernama Fuad yang lahir di Palembang dan dibesarkan di Mekkah. Setelah lulus
pendidikan jurnalistik di New York University, Amerika Serikat, ayahnya
kemudian bekerja sebagai seorang wartawan di harian 'Berita Yudha' yang lalu
menjadi Berita buana. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat
bersama-sama saudara-saudaranya, Nabiel Al-Musawa, Ramzi, Lulu Musawa serta
Aliyah Musawa. Ayahnya meninggal dunia tahun 1996 dan dimakamkan di Cipanas,
Jawa Barat.
Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia mulai
mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf
di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bahasa arab di LPBA
Assalafy Jakarta timur. Ia memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had
Al Khairat, Bekasi Timur,yang di pimpin oleh habib naqib bin muhammad bin syekh
abu bakar bin salim,beliau banyak menimba ilmu di ma'had al khairat dan di
sinilah beliau kenal dengan habib umar bin hafidz direktur dan pendiri Ma’had
Darul Musthafa di Tarim, Hadhramaut Yaman pada tahun 1994 untuk mendalami
bidang syari'ah selama empat tahun. Di sana ia mendalami ilmu fiqh, ilmu tafsir
Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu tauhid, ilmu tasawwuf,
mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Mulai Berdakwah
Habib Munzir Al-Musawa kembali ke Indonesia pada tahun 1998,
dan mulai berdakwah dengan mengunjungi rumah-rumah, duduk dan bercengkerama dg
mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas
permintaan mereka maka mulailah Habib Munzir membuka majlis, jumlah hadirin
sekitar enam orang, ia terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt,
yang membuat hati pendengar sejuk, ia tidak mencampuri urusan politik, dan
selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada
Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll,
tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy,
kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat,
maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy,
petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan
masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin,
golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam
kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg
kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw
diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam.
Majelis Rasulullah SAW
Nama Rasulullah SAW sengaja digunakan untuk nama Majelisnya
yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis
taklim ini tercapai. Sebab ia berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan
mencontoh Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai panutan hidup. Habib Munzir
juga rutin melakukan takbir akbar di Istiqlal atau Senayan yang sering dihadiri
para pimpinan tertinggi negara Indonesia. Majelisnya mengalami pasang surut,
awal berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan
surban, serta membawa kitab-kitab. Tak jarang ia mendapat cemoohan dari
orang-orang sekitar. Ia bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari
murid dan berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di
Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga
sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 30.000 hadirin setiap malam selasa,
Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan
sekitarnya, ia juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat
di jalan Kemiri Cidodol Kebayoran.
Kehidupan pribadi
Munzir memiliki dua putra dan satu putri dari istrinya.
Sakit dan Meninggal
Habib Munzir memiliki penyakit asthma kronis sejak kecil dan
sering keluar-masuk rumah sakit. Pada tahun 2012 ia pernah dirawat di RSCM
Jakarta karena penyakit radang otak. Habib Munzir dinyatakan wafat secara medis
saat berada di RSCM pada taggal 15 September 2013 jam 15:30 WIB. Sebelum
meninggal, Habib Munzir juga pernah dioperasi karena ada cairan di perutnya.
Penyakit tersebut sempat menganggu aktivitas Habib Munzir dalam berdakwah.
Meskipun sedang dirundung rasa sakit, soal urusan dakwah, Habib Munzir, menurut
kakaknya Nabil, tidak pernah memikirkan sakitnya.. Habib Munzir pernah memakai
kursi roda saat berdakwah, bahkan pernah memakai tempat tidur khusus dari rumah
sakit. Di tahun 2012 sempat dilakukan penyedotan lemak pada tubuhnya.
Menurut penuturan yang ditulis di blog pribadinya, ia sempat
bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. "Saya sangat mencintai
Rasulullah SAW, menangis merindukan Rasulullah SAW, dan sering dikunjungi
Rasululullah SAW dalam mimpi, Rasul selalu menghibur saya jika saya sedih,
suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau dan berkata wahai
Rasulullah SAW aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini
asal bisa jumpa denganMu ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia
ini. Rasulullah SAW menepuk bahu saya dan berkata , "Munzir, tenanglah,
sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa denganku maka saya
terbangun,"
Saat sedang berkumpul bersama keluarga di rumahnya, habib
Munzir masuk kamar mandi sejak siang namun sampai sore hari tidak juga keluar.
Keluarganya mendobrak pintu kamar mandi dan menemukan habib Munzir sudah
tergeletak di lantai tidak sadar. Ia pun dilarikan ke rumah sakit Cipto
Mangunkusumo, namun satu jam kemudian para dokter menyatakan ia telah tiada.
Menurut penuturan kerabatnya, habib Munzir meninggal karena serangan jantung
Habib Munzir dimakamkan di pemakaman umum Habib Kuncung di Kalibata, Jakarta
pada hari Senin 16 September 2013 sekitar jam 13:00 WIB, setelah disholatkan di
masjid Al-Munawwar Pancoran. Puluhan ribu umat muslim mengantarkan jenazahnya
dan menyaksikan prosesi pemakaman dengan takzim. Acara pemakaman pun disiarkan
live oleh salah satu stasiun Televisi.
|
No comments:
Post a Comment